Awas, Jangan Lagi Bersihkan Telinga Pakai Cotton Bud, Ini Kata Dokter Ahli - Tips Dokter
Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Awas, Jangan Lagi Bersihkan Telinga Pakai Cotton Bud, Ini Kata Dokter Ahli

Pernyataan mengejutkan dikatakan oleh Dokter Spesialis Telinga, Hidung dan Tenggorokan, RS Banyumanik Jawa Tengah, dr Dwi Marliyawati, Sp. THT-KL.

Awas, Jangan Lagi Bersihkan Telinga Pakai Cotton Bud, Ini Kata Dokter Ahli

Ia mengatakan, kotoran di dalam telinga sama sekali tidak perlu dibersihkan.

"Di telinga secara fisiologis kan ada minyak, namanya kelenjar serumen, warnanya kuning keemasan. Kelenjar serumen ini tidak perlu dibersihkan dalam waktu 6 bulan. Karena berfungsi melindungi telinga dari infeksi, jamur dan bakteri," ungkap Dokter Lia, Minggu (22/7/2018).

Dokter Lia menambahkan bagi yang memiliki produksi serumen berlebih, sebenarnya bisa dikeluarkan sendiri oleh telinga, yaitu dengan gerakan mengunyah.

"Dengan mengunyah, gigi geraham akan bergerak sehingga membuat kotoran telinga keluar dengan sendirinya," tambahnya.

Begitu pula dengan orang yang produksi serumennya normal.

Gerakan mengunyah yang dilakukan semua manusia dapat mengeluarkan kotoran telinga secara alami.

Selain itu, telinga rupanya tidak boleh dibersihkan dengan korek kuping atau yang biasa kita sebut dengan "cotton bud".

Pasalnya, gerakan cutton bud yang salah justru akan membuat serumen semakin ke dalam dan menumpuk.

"Liang telinga memiliki dua bagian yaitu tulang rawan dan tulang keras. Jika gerakan membersihkannya salah, maka kotoran akan masuk ke dalam, ke bagian tulang keras. Jika sudah sampai sana, kotoran tidak bisa lagi dibersihkan sekalipun dengan gerakan mengunyah," jelasnya.

Akibatnya, penumpukan serumen tersebut dapat menyebabkan kemampuan pendengaran menurun.

Hal itu pernah Dokter Lia teliti dengan mengumpulkan 50 populasi.

Dari 50 populasi tersebut, rupanya orang-orang yang setelah diperiksa mengalami penurunan pendengaran justru rajin membersihkan telinya.

Yakni rata-rata setiap tiga hari.

Dokter Lia menyarankan, pembersihan serumen cukup pada bagian luarnya, yaitu saat serumen mulai terlihat.

Itu pun ia sarankan untuk menggunakan tisu basah atau tisu yang diberikan baby oil.

Selain itu, pemeriksaan telinga cukup dilakukan rutin 6 bulan sekali.