Rekontruksi Ulang Gus Wahid, Mulai Dari Gubuk Hingga Jeding Pondok
Jajaran aparat kepolisian telah melaksanakan rekontruksi ulang perbuatan tidak terpuji yang dilakukan oleh Gus Wahid (67) pada 7 santriwatinya. Gus Wahid adalah seorang Kyai sekaligus pengasuh Ponpes Sabilul Falah Desa Suwayuwo Pasuruan. Kegiatan reka ulang ini dilakukan demi melengkapi berkas penyidikan agar segera dapat dilimpahkan ke meja hijau.
Informasi yang didapatkan dari beberapa sumber, proses reka ulang yang dilakukan di lingkungan Pondok Pesantren milik Gus Wahid tersebut sempat menarik perhatian ratusan warga yang ingin menyaksikan secara langsung adegan demi adegan yang dilakukan oleh tersangka.
Dari beberapa adegan rekontruksi tersebut para masyarakat bisa mengetahui jika Gus wahid dalam menjalankan aksinya selalu bergonti-ganti lokasi agar tidak meninggalkan jejak, seperti gubuk, kamar bahkan jeding alias kamar kecil.
Kegiatan reka ulang Gus Wahid ini dilakukan secara hati-hati dan rahasia oleh pihak kepolisian. Kendati demikian, warga memaksa untuk bisa melihat secara langsung sejumlah adegan yang diperagakan dalam kegiatan ini.
“Dalam menyikapi kejadian ini kami, pihak kepolisian harus hati-hati dan jeli, karena menyangkut keberadaan Pondok pesantren tempat dimana seseorang belajar ilmu agama, ” ujar Kasatreskrim Polres Pasuruan, AKP Agus I Supriyanto.
Saat ini pihak kepolisian sedang memperbanyak alat bukti untuk melengkapi berkas perkara, agar pihak Kejaksaan Negeri Bangil tidak kesulitan dalam menangani kasus ini.
![]() |
Gus Wahid Pasuruan |
Informasi yang didapatkan dari beberapa sumber, proses reka ulang yang dilakukan di lingkungan Pondok Pesantren milik Gus Wahid tersebut sempat menarik perhatian ratusan warga yang ingin menyaksikan secara langsung adegan demi adegan yang dilakukan oleh tersangka.
Baca Juga: Waduh, Selama 8 Tahun Kyai Ini Minta "Jatah" Pada Santriwatinya
Dari beberapa adegan rekontruksi tersebut para masyarakat bisa mengetahui jika Gus wahid dalam menjalankan aksinya selalu bergonti-ganti lokasi agar tidak meninggalkan jejak, seperti gubuk, kamar bahkan jeding alias kamar kecil.
Kegiatan reka ulang Gus Wahid ini dilakukan secara hati-hati dan rahasia oleh pihak kepolisian. Kendati demikian, warga memaksa untuk bisa melihat secara langsung sejumlah adegan yang diperagakan dalam kegiatan ini.
“Dalam menyikapi kejadian ini kami, pihak kepolisian harus hati-hati dan jeli, karena menyangkut keberadaan Pondok pesantren tempat dimana seseorang belajar ilmu agama, ” ujar Kasatreskrim Polres Pasuruan, AKP Agus I Supriyanto.
Saat ini pihak kepolisian sedang memperbanyak alat bukti untuk melengkapi berkas perkara, agar pihak Kejaksaan Negeri Bangil tidak kesulitan dalam menangani kasus ini.