Kisah Sukses Chairul Tanjung, Dari Tukang Fotokopi Sampai Jadi Menteri
Siapa sih yang tak kenal Chairul Tanjung? Beliau adalah bos stasiun televisi yang sekarang ini mungkin adalah stasiun TV favoritmu. Kesuksesan Bos yang kini juga menjadi Menteri ini tidaklah didapat dengan mudah, Karena sebelumnya dia pernah merasakan betapa susahnya menjadi tukang fotokopi kampus dengan untung yang hanya sedikit.
Kisah ini berawal ketika pemerintah menetapkan sebuah peraturan yang membuat usaha koran ayah CT gulung tikar. Mau tidak mau, CT dan seluruh keluarga terpaksa harus pindah dari rumah yang megah ke sebuah kos-kosan sederhana yang terletak dipinggiran kota.
Paham dengan kondisi ekonomi keluarga yang semakin susah, dia mulai memutar otak untuk mengerjakan sesuatu yang bisa menolong keadaan keluarganya. Di tahun 1981, CT diterima di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia. Pada waktu itu uang pendaftaran masuk universitas adalah 75 ribu. Dikarenakan ekonomi yang memprihatinkan, Dengan sangat terpaksa ibu CT diam-diam menggadaikan beberapa barang berharga ke pegadaian untuk melunasi biaya masuk kuliah tanpa diketahui olehnya.
Kondisi seperti inilah yang akhirnya memaksa CT untuk hidup mandiri. Ya, mandiri adalah kunci dari kesuksesan itu. Ia mengawali usahanya dengan menawarkan jasa fotocopi di area kampusnya. CT menawarkan harga yang lebih murah hingga membuatnya kebanjiran order.
Akhirnya CT memutuskan untuk membuka usaha disebuah ruang kosong yang terletak di bawah tangga di kampusnya. Sadar dengan keterbatasan biaya membuat CT harus berpikir kritis bagaimana caranya agar bisa memiliki sebuah mesin fotokopi karena pada saat itu CT sama sekali tidak mempunyai uang untuk membeli mesin fotokopi.
Kemudian CT mencari teman partner usaha untuk memperoleh mesin fotokopi. Selain itu, Dia juga memutar otak agar mendapatkan keuntungan meski tanpa ikut bekerja. Alhasil, CT hanya memperoleh laba sebesar 2,5 rupiah dari setiap lembar kertas fotokopi. Sedikit memang, Tapi mengingat kawasan itu adalah kampus elite dimana banyak mahasiswa yang mengharuskan untuk fotokopi berbagai keperluan kuliah, Maka laba yang kecil itu berubah menjadi laba yang lumayan besar.
CT pernah berkali-kali mengalami jatuh bangun dalam merintis bisnisnya. Sewaktu dia mencoba untuk merintis usaha alat-alat kedokteran, CT mengalami kebangkrutan karena lebih banyak yang datang hanya untuk nongkrong daripada beli. Namun kegagalan tersebut tidak membuatnya menyerah.
Lalu ia mencoba peruntungan bidang lain dengan berusaha di bidang kontraktor. Dan dalam waktu yang relatif sebentar CT mendapat order untuk membangun pabrik sumpit. Namun, di tengah jalan si pengorder malah mengalami kesulitan keuangan yang akhirnya membuat proyek ini mangkrak. Padahal untuk proyek ini, CT rela menjual mobil satu-satunya. Kegagalannya ini akhirnya harus membuatnya rela naik-turun bis umum setiap hari.
Sepertinya dewi fortuna masih berpihak pada CT. Tak lama berselang, Chairul bertemu dengan Chiam, salah seorang warga Singapura yang tertarik dengan pelayanan sempurna yang diberikan oleh CT. Kemudian ia memperoleh order darinya untuk membangun pabrik sepatu. Namun sayang, di waktu itu CT mengalami kondisi ekonomi yang sangat memprihatinkan. Ia sama sekali tidak memiliki uang untuk modal dalam menjalankan proyek pembangunan pabrik sepatu tersebut.
Setelah mendengar penjelasan dari CT akhirnya warga Singapura tersebut mau mengerti. Namun, Chiam tidak membantunya begitu saja, Tapi dia membujuknya untuk membangun pabrik sepatu tersebut dengan menggandeng seorang temannya.
Di proyek pabrik sepatu ini CT tidak mengeluarkan uang sama sepeserpun, karena dia memberikan bangunan pabrik sumpit yang pernah mangkrak sebagai modal. Bangunan diperoleh CT dari pengorder pabrik sumpit yang tidak sanggup membayar semua biaya bangunan yang sudah jadi setengahnya.
Pembangunan pabrik sepatu yang sudah terbangun itu menghabiskan seluruh modal CT dan kawan kawannya. Masih ada keperluan lain yang harus segera dipenuhi oleh CT dkk agar bisa menjalankan usaha ini. Kemudian seorang teman mengenalkan CT dengan Bos Bank Exim. Inilah pertama kalinya CT bisa meminjam uang dengan nominal yang besar saat itu, yaitu 1,5 milyar. Pada waktu itu CT baru berusia 25 tahun. Sebuah langkah yang terlalu berani untuk anak muda seusianya.
Dia pun menggunakan uang hasil pinjaman tersebut untuk membeli alat-alat kerja dan semua perlengkapan yang dibutuhkan untuk membuat sepatu. Namun setelah contoh sepatu dikirim, tak ada satupun order yang datang. Inilah pertama kalinya CT mengalami krisis percaya diri karena sadar bahwa uang pinjaman telah habis sedangkan order tak kunjung datang.
Namun, berkat semangat wirausaha dan didukung dengan praktek kerja kerasnya itulah yang membuat keberuntungan tak mau jauh-jauh dari CT. Salah satu teman lama Chiam datang dan membantu mereka dalam mencari order. Berkat bantuannya, Akhirnya CT dan teman-temannya kebanjiran order sepatu yang siap untuk dikirim dan diekspor hingga sampai benua Eropa. Bisnisnya ini mengalami kemajuan yang sangat pesat hingga umurnya mencapai angka 32 tahun, Kemudian ia menikah dengan seorang wanita cantik bernama Anita dan dikaruniai 2 orang anak.
Saat ini CT telah memiliki 3 bisnis utama yang bergerak dalam bisnis perkebunan, Media (Trans TV dan Trans 7), Asuransi dan Jasa keuangan. Andai saja pada waktu itu ayahnya tidak pernah mengalami kebangkrutan mungkin CT tidak akan pernah menjadi sukses seperti sekarang. Dia hanya seorang pemuda yang menggunakan mimpi dan semangatnya untuk membuat semua mimpinya menjadi kenyataan.
Dikarenakan keuletannya dalam berbisnis dan kesuksesannya dalam berbagai bidang usaha akhirnya pada 16 Mei 2014, Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menunjuk Chairul Tanjung sebagai Menko Perekonomian. Ia menggantikan Hatta Rajasa yang telah resmi mengundurkan diri. "Saya telah mengambil kesimpulan untuk mengangkat saudara Chairul Tanjung sebagai Menko Perekonomian yang baru" kata SBY di Kompleks Istana Kepresidenan di Jakarta. (Wikipedia)
“Berusahalah dan bangun integritas. Sangat manusiawi ketika kita berusaha, kita ingin segera melihat hasilnya. Jika kamu menanam angin maka sudah pasti kamu akan menuai badai. Tak semua hasil bisa diraih secara instan, bisa jadi lama atau bahkan di akhirat nanti baru merasakan, maka dari itu teruslah bermimpi dan berbuat yang terbaik dalam hidup”
Kisah ini berawal ketika pemerintah menetapkan sebuah peraturan yang membuat usaha koran ayah CT gulung tikar. Mau tidak mau, CT dan seluruh keluarga terpaksa harus pindah dari rumah yang megah ke sebuah kos-kosan sederhana yang terletak dipinggiran kota.
![]() |
Chairul Tanjung - Image Of Wiki |
Paham dengan kondisi ekonomi keluarga yang semakin susah, dia mulai memutar otak untuk mengerjakan sesuatu yang bisa menolong keadaan keluarganya. Di tahun 1981, CT diterima di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia. Pada waktu itu uang pendaftaran masuk universitas adalah 75 ribu. Dikarenakan ekonomi yang memprihatinkan, Dengan sangat terpaksa ibu CT diam-diam menggadaikan beberapa barang berharga ke pegadaian untuk melunasi biaya masuk kuliah tanpa diketahui olehnya.
Kondisi seperti inilah yang akhirnya memaksa CT untuk hidup mandiri. Ya, mandiri adalah kunci dari kesuksesan itu. Ia mengawali usahanya dengan menawarkan jasa fotocopi di area kampusnya. CT menawarkan harga yang lebih murah hingga membuatnya kebanjiran order.
Akhirnya CT memutuskan untuk membuka usaha disebuah ruang kosong yang terletak di bawah tangga di kampusnya. Sadar dengan keterbatasan biaya membuat CT harus berpikir kritis bagaimana caranya agar bisa memiliki sebuah mesin fotokopi karena pada saat itu CT sama sekali tidak mempunyai uang untuk membeli mesin fotokopi.
Kemudian CT mencari teman partner usaha untuk memperoleh mesin fotokopi. Selain itu, Dia juga memutar otak agar mendapatkan keuntungan meski tanpa ikut bekerja. Alhasil, CT hanya memperoleh laba sebesar 2,5 rupiah dari setiap lembar kertas fotokopi. Sedikit memang, Tapi mengingat kawasan itu adalah kampus elite dimana banyak mahasiswa yang mengharuskan untuk fotokopi berbagai keperluan kuliah, Maka laba yang kecil itu berubah menjadi laba yang lumayan besar.
CT pernah berkali-kali mengalami jatuh bangun dalam merintis bisnisnya. Sewaktu dia mencoba untuk merintis usaha alat-alat kedokteran, CT mengalami kebangkrutan karena lebih banyak yang datang hanya untuk nongkrong daripada beli. Namun kegagalan tersebut tidak membuatnya menyerah.
Lalu ia mencoba peruntungan bidang lain dengan berusaha di bidang kontraktor. Dan dalam waktu yang relatif sebentar CT mendapat order untuk membangun pabrik sumpit. Namun, di tengah jalan si pengorder malah mengalami kesulitan keuangan yang akhirnya membuat proyek ini mangkrak. Padahal untuk proyek ini, CT rela menjual mobil satu-satunya. Kegagalannya ini akhirnya harus membuatnya rela naik-turun bis umum setiap hari.
Sepertinya dewi fortuna masih berpihak pada CT. Tak lama berselang, Chairul bertemu dengan Chiam, salah seorang warga Singapura yang tertarik dengan pelayanan sempurna yang diberikan oleh CT. Kemudian ia memperoleh order darinya untuk membangun pabrik sepatu. Namun sayang, di waktu itu CT mengalami kondisi ekonomi yang sangat memprihatinkan. Ia sama sekali tidak memiliki uang untuk modal dalam menjalankan proyek pembangunan pabrik sepatu tersebut.
Setelah mendengar penjelasan dari CT akhirnya warga Singapura tersebut mau mengerti. Namun, Chiam tidak membantunya begitu saja, Tapi dia membujuknya untuk membangun pabrik sepatu tersebut dengan menggandeng seorang temannya.
Di proyek pabrik sepatu ini CT tidak mengeluarkan uang sama sepeserpun, karena dia memberikan bangunan pabrik sumpit yang pernah mangkrak sebagai modal. Bangunan diperoleh CT dari pengorder pabrik sumpit yang tidak sanggup membayar semua biaya bangunan yang sudah jadi setengahnya.
Pembangunan pabrik sepatu yang sudah terbangun itu menghabiskan seluruh modal CT dan kawan kawannya. Masih ada keperluan lain yang harus segera dipenuhi oleh CT dkk agar bisa menjalankan usaha ini. Kemudian seorang teman mengenalkan CT dengan Bos Bank Exim. Inilah pertama kalinya CT bisa meminjam uang dengan nominal yang besar saat itu, yaitu 1,5 milyar. Pada waktu itu CT baru berusia 25 tahun. Sebuah langkah yang terlalu berani untuk anak muda seusianya.
Dia pun menggunakan uang hasil pinjaman tersebut untuk membeli alat-alat kerja dan semua perlengkapan yang dibutuhkan untuk membuat sepatu. Namun setelah contoh sepatu dikirim, tak ada satupun order yang datang. Inilah pertama kalinya CT mengalami krisis percaya diri karena sadar bahwa uang pinjaman telah habis sedangkan order tak kunjung datang.
Namun, berkat semangat wirausaha dan didukung dengan praktek kerja kerasnya itulah yang membuat keberuntungan tak mau jauh-jauh dari CT. Salah satu teman lama Chiam datang dan membantu mereka dalam mencari order. Berkat bantuannya, Akhirnya CT dan teman-temannya kebanjiran order sepatu yang siap untuk dikirim dan diekspor hingga sampai benua Eropa. Bisnisnya ini mengalami kemajuan yang sangat pesat hingga umurnya mencapai angka 32 tahun, Kemudian ia menikah dengan seorang wanita cantik bernama Anita dan dikaruniai 2 orang anak.
“Setiap keputusan yang di ambil oleh Chairul, semua itu tidak pernah lepas dari mimpi-mimpi besarnya.”
Saat ini CT telah memiliki 3 bisnis utama yang bergerak dalam bisnis perkebunan, Media (Trans TV dan Trans 7), Asuransi dan Jasa keuangan. Andai saja pada waktu itu ayahnya tidak pernah mengalami kebangkrutan mungkin CT tidak akan pernah menjadi sukses seperti sekarang. Dia hanya seorang pemuda yang menggunakan mimpi dan semangatnya untuk membuat semua mimpinya menjadi kenyataan.
![]() |
Diangkat Menteri Oleh SBY |
Dikarenakan keuletannya dalam berbisnis dan kesuksesannya dalam berbagai bidang usaha akhirnya pada 16 Mei 2014, Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menunjuk Chairul Tanjung sebagai Menko Perekonomian. Ia menggantikan Hatta Rajasa yang telah resmi mengundurkan diri. "Saya telah mengambil kesimpulan untuk mengangkat saudara Chairul Tanjung sebagai Menko Perekonomian yang baru" kata SBY di Kompleks Istana Kepresidenan di Jakarta. (Wikipedia)
“Berusahalah dan bangun integritas. Sangat manusiawi ketika kita berusaha, kita ingin segera melihat hasilnya. Jika kamu menanam angin maka sudah pasti kamu akan menuai badai. Tak semua hasil bisa diraih secara instan, bisa jadi lama atau bahkan di akhirat nanti baru merasakan, maka dari itu teruslah bermimpi dan berbuat yang terbaik dalam hidup”
“CT membuktikan bahwa kegagalan bukanlah sebuah dosa besar. Dalam hal bisnis kegagalan adalah hal biasa. Gagal adalah vitamin yang akan membuatmu menjadi dewasa untuk terus tumbuh dan akhirnya meraih sukses”